Kode Oli SAE
Oli-oli yang beredar di pasaran sebaiknya telah memiliki kode SAE dan API. SAE adalah singkat dari Society of Automotive Engineer yang menunjukkan kekentalan oli. SAE adalah asosiasi yang berfungsi menstandarisasi berbagai bidang rancang desain teknik dan manufaktur. Bisa dikatakan bahwa SAE ini adalah standar internasional untuk kekentalan oli.
Tidak hanya menunjukkan kekentalan oli, SAE juga menunjukkan kemampuan oli menjaga kekentalan agar tetap stabil meskipun terkena pengaruh suhu mesin dan lingkungan. Jadi, produsen oli harus membuat formulasi oli yang bisa menyesuaikan dengan kondisi musim dingin dan panas. Berikut contohnya:
Hydro S-40 SAE 40
- Contoh kode SAE oli yang tertulis pada oli misalnya SAE 10W-30, 20W-50, dan 20W-40. Ini adalah contoh oli multigrade. Huruf W pada kode SAE itu merujuk kepada Winter. Jadi, angka di depan huruf W adalah tingkatan kekentalan oli pada suhu dingin. Sedangkan angka di belakang huruf W menunjukkan kekentalan oli saat mesin bekerja atau saat kondisinya panas.
- Semakin kecil angka di depan huruf W, artinya oli tersebut semakin encer. Pengujian keenceran oli ini dilakukan pada suhu -30 atau 035 derajat celcius. Misalnya ada kode SAE 5W-35. Oli ini akan lebih mampu mengalir ketika cuaca dingin daripada 10W-30.
- Oli yang encer akan membuat oli cepat mengalir saat dinyalakan pada suhu dingin. Jadi tidak perlu waktu lama untuk oli melumasi mesin mobil secara keseluruhan. Tetapi, bukan berarti oli encer ini cocok untuk semua mobil, ya.
Hydro S-40 SAE 40
Maka dari itu oli encer, biasanya dengan kode SAE oli 5W-35, umum digunakan oleh mobil yang berada di daerah dingin seperti negara-negara Eropa. Indonesia biasanya menggunakan SAE oli 10W-30 atau 15W-50. Selain digunakan untuk kendaraan di daerah dingin, oli ini juga cocok digunakan untuk mobil-mobil modern atau yang usianya masih muda. Hal ini disebabkan oleh celah mesin pada mobil baru lebih sempit daripada mobil lama, sehingga membutuhkan oli yang encer.
Mobil keluaran lama sebaiknya tidak menggunakan oli encer seperti SAE 5W-40 atau SAE 0W-20. Oli encer ini akan menyebabkan penguapan oli semakin besar pada mobil-mobil lama. Hal ini membuat volume oli cepat habis. Selain itu, oli encer tidak optimal masuk ke celah-celah mobil lama yang lebih renggang.
Bagi kamu yang sudah terlanjur menggunakan oli encer untuk mobil lama kamu, bisa diakali dengan menambahkan oli dengan jenis yang sesuai. Jangan lupa, lakukan penambahan saat kondisi mesin mobil dingin, ya.
Berikut ini adalah contoh-contoh cara membaca kode SAE oli.
1. SAE 10W-30
SAE 10W-30 ini artinya oli bisa menyesuaikan kekentalan dengan temperatur tinggi maupun rendah. Saat temperatur berada di -30º C, oli masih mampu mengalir dengan baik. Meskipun pada suhu tinggi tingkat kekentalannya hanya sekitar 9,3 cSt sampai dengan 12,5 cSt.
2. SAE 15W-40
Oli ini bersifat SAE 15W pada suhu dingin, sedangkan menjadi SAE 40 saat suhu tinggi. Oli ini masih mampu mengalir dengan baik pada suhu -25º C dan 100º C. Pada suhu ini tingkat kekentalan oli bertahan di 12,5 cSt-16,3 cSt.
3. SAE 20W-50
Oli ini mampu mengubah kekentalan sesuai temperatur. Pada suhu dingin, oli menunjukkan 20W sedangkan pada suhu panas, kekentalannya akan menjadi SAE 50. Oli masih dapat mengalir dan tidak membeku meskipun pada temperatur -20º C sekalipun. Pada suhu mencapai 100º C oli juga masih bisa mempertahankan kekentalannya.
4. SAE 10W-40
Kode SAE di atas mengartikan jika oli memiliki kekentalan 10 pada suhu terdingin. Lalu, angka 40 menunjukkan jika oli memiliki kekentalan di angka 40 saat suhu mencapai 100 derajat celcius atau saat suhu paling panas.
Setelah mengetahui tentang SAE oli multigrade, mari kita bahas tentang SAE oli singlegrade.
Oli single grade mempunyai nilai kekentalan yang tidak berubah meskipun ada perubahan suhu oli. Kode pada kemasan oli akan tertulis SAE 5, SAE 10, SAE 30. Oli ini masih cocok dipakai di daerah dengan suhu yang stabil.
Menentukan SAE oli ini harus disesuaikan dengan spesifikasi mesin mobil kamu. Kamu bisa mengeceknya di buku manual atau bertanya kepada mekanik di bengkel sebelum melakukan ganti oli. Menggunakan oli yang sesuai akan membuat mesin kendaraan kamu menjadi lebih awet.
Kode Oli API
Selain SAE, oli yang beredar di pasaran biasanya sudah terstandarisasi API. API adalah singkatan dari American Petroleum Institute yang menentukan kualitas oli. Kode akan ditulis dengan 2 huruf tambahan di belakang kode API, misalnya API CH atau API SN.
Huruf pertama pada kode ini menunjukkan jenis kendaraannya, bensin atau gasoline menggunakan kode S, sedangkan huruf C untuk mesin diesel. Kemudian huruf kedua ini adalah kualitas terbaru dari oli. Misalnya oli dengan kode API SN lebih baru dan memiliki kualitas lebih baik daripada API SG, SJ, maupun SM. Jadi, apabila huruf kedua semakin mendekati huruf Z, berarti semakin bagus kualitas olinya.
Tips memilih oli berdasarkan kode API adalah menggunakan oli dengan kode API mendekati huruf Z untuk mobil keluaran terbaru. Sedangkan mobil keluaran lama sebaiknya tidak menggunakan oli keluaran terbaru karena mesin mobil telah dirancang menggunakan oli dengan tingkat kekentalan tertentu.
Selain melihat SAE oli, kita juga perlu memperhatikan kode API ya. Menggunakan oli yang sesuai dengan yang ditetapkan pabrik akan membuat mesin memiliki usia yang lebih panjang.
Kode Oli JASO
Kode oli terakhir adalah JASO. JASO adalah singkatan dari Japanese Automotive Standard Association. Ini adalah lembaga Jepang untuk standarisasi kualitas oli. Berbeda dengan kode SAE dan API, oli dengan kode JASO cocok digunakan motor, bukan untuk mobil.
Kode JASO juga diikuti dengan 2 huruf, yaitu MA dan MB. Arti kode MA adalah oli yang cocok digunakan oleh motor dengan kopling basah, seperti motor bebek atau motor sport. Fungsi oli ini adalah membuat gesekan kopling tidak selip.
Sedangkan kode MB digunakan untuk oli motor matic atau skutik yang memiliki kopling kering. Oli ini memiliki daya gesekan lebih rendah daripada JASO MA.